Tentang Semarang Coin a Chance!

kami

Semarang Coin A Chance! merupakan lanjutan sebuah gerakan sosial yang diawali di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2008. Melalui gerakan ini, kami berusaha mengajak kawan-kawan, kerabat, keluarga, juga para netters (blogger, plurker, facebooker…) untuk mengumpulkan ‘recehan’ atau uang logam yang bertumpuk dan mungkin jarang digunakan. Uang yang terkumpul akan ditukarkan dengan ’sebuah kesempatan’ bagi anak-anak yang kurang mampu agar mereka dapat melanjutkan sekolah lagi

Jika kamu atau kenalanmu kebetulan mempunyai setumpuk ‘recehan’ atau uang logam yang rasa-rasanya tak akan dipakai untuk berbelanja dan sudah tak muat lagi disimpan di dalam dompet, ayo tukarkan koinmu dengan kesempatan melanjutkan sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu!
Jika kamu bergabung, kesempatan yang dimiliki anak-anak Indonesia untuk bersekolah kembali akan lebih besar, lho..!

Namanya Nur Kholis Majid


Hallo guys......yang sedang sibuk sekolah, ngerjain tugas, sibuk ndengerin musik, baca buku, nongkrong-nongkrong, sepedaan, lagi pedekate dst, dsb, dll. Kita dari komunitas sosial coin a chance! Semarang mau ngasih tahu nih, kalau bulan Oktober kemarin kita udah dropping beasiswa lagi di SD Pendrikan Kidul. Nama adik asuh kita yang baru, Nur Kholis Majid. Bukan adiknya Adji Massaid loh ya, hehe.. Maaf ya telat updatenya.. :) 

Proses pemberian beasiswa hari itu hanya diwakilkan oleh tiga orang manusia. Mas  Jarir, Mas Danang, dan Sindy. Memang agak-agak mirip trio kwek-kwek sih, tapi sumpah, kami bukan trio kwek-kwek. Trio kwek-kwek sudah punah dan sudah tereksekusi dari panggung hiburan anak-anak karena mereka udah pada gede. Dea Ananda juga sudah nikah, hahaha apaan juga nggak penting banget yah.

Oke meskipun kami hanya bertiga dan dipanggang panas matahari, tapi tetap semangat dong. Sampai di ruang guru kami langsung disambut oleh kepala sekolah, ramah sekali loh beliau. Kami diajak bercerita seputar Majjid dan keluarganya. Ibu Majid seorang singgle parrent tangguh yang membiayai seluruh kehidupan anak-anaknya. Ayah Majid sendiri sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Mengenai sekolah Ibu Majid memprioritaskan diatas segala-galanya, walau dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ia miliki. Gaji yang tidak seberapa sebagai apoteker harus beliau bagi-bagi untuk keperluan makan dan sekolah anak-anaknya. Majid sendiri adalah anak keempat dari tujuh bersaudara, yang artinya anak yang masih berusia 11 tahun ini masih mempunyai tiga orang adik lagi. Majid yang mempunyai hobi sepedaan dan rupanya termasuk anak yang pandai di kelasnya.


(Penyerahan beasiswa Majid kepada pihak sekolah)

Selang beberapa menit, Ibu Majid, adiknya, beserta dengan Majid dan sang wali kelas pun hadir. Agak pendiam dan mempunyai senyum yang manis sekali, adalah gambaran awal kami begitu melihat Majid. Sedang sosok di sampingnya duduk tegak dengan senyuman tegarnya, wajahnya menggambarkan berbagai badai kehidupan luar biasa yang  pernah dilaluinya, Ibu Majid. Sedikit kelegaan tersirat dari wajah beliau. Semoga sedikit meringankan beban ibu ya......

Bla bla bla.....Mas Jarir menjelaskan tetek bengek beasiswa pada  pihak  sekolah yang akan turut membantu berlangsung beasiswa Majid. Moment ini ditutup dengan diserahkan uang beasiswa pada pihak sekolah, dan dilanjutkan dengan berfoto bersama Majid. Sukses yah Majid, dan jadilah anak yang membanggakan.
Satu demi satu adik asuh kami bertambah, dan ini semua tak lepas dari bantuan dari teman-teman semua. Walaupun dengan receh yang sering dianggap tidak penting, rupanya masih bisa sedikit melegakan sedikit beban adik-adik kita untuk boleh bermimpi bersekolah. Nah, buat teman-teman yang lain juga bisa turut berpatisipasi yah.... memberi akan membuat kita berarti karena seperak dua perak sangat berarti untu mereka.

Sampai ketemu episode selanjutnya... salam krincing!!
written by : Dania Sindy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar