Baru.... baru... baru... baru...
Bukan seragam
Bukan sulap bukan sihir (nggak
nyambung)
Siap-siap ya...........
Teman-teman, kakak-kakak,
adik-adik, Om, Tante, Bapak Ibu, Oma, Opa, tahan nafas kalian untuk mendengar
kabar bahagia dari Coin a Chance Semarang, awas jangan sampai kentut! Hehehe.....
Yeah....!! Januari kemarin Coin a Chance Semarang kembali
menambahkan adik asuh baru nya, dan kalian tahu... berapa jumlahnya???... "Empat....!!!" (Baca dengan nada paling keras, sampai tetangga bilang "tolong-tolong ada yang gila..." hehehe....). Naah..! Keempat adik asuh itu, kita pilih dari SMK N 7 (STM_Pembangunan) yang berlokasi di jantung Kota Semarang, "Orang Semarang Pasti tahu sekolah itu seperti apa...." di sekolah itu ada adik asuh kita "Selvya Rahmawati", kemudian ada yang di SMP Walinsongo namanya dek "Ayu Yuniarti dan Elma Krismonika", terus ada juga yang di SD Pedurungan Kidul 04, dan lokasi SD itu jaaauh dari pusat Kota Semarang, persis di sisi Timur Kota Semarang dekat Pintu Air Banjir Kanal Timur yang katanya Horor itu. Nah... disitu ada adek kita yang selalu juara kelas dari kelas 3 sampai sekarang kelas 6 namanya dek "Sella Setiawati" "Horeee... Beri applause buat dek Sela...!!" dan di daerah itu juga kami menemukan Cerita dari Rumah Kayu yang sudah di ceritakan sebelumnya, dirumah Kayu itu dek Selvya Rahmawati dan dek Sella Setiawati tinggal.
Kebanyangkan gimana perjuangan kakak di Coin a Chance Semarang milih adik asuhnya....
Karna kami lebih percaya Fakta dari pada Data....
Oya...pada tahu g' kenapa awal Tahun 2013 ini kami langsung mengangkat 4 (Empat) AdikAsuh?...
Mau tahu... atau mau tahu banget??...
Coin a Chance Semarang nambah 4 adik asuh sekaligus itu... karna kami dapat kepercayaan dari Kak Ayu dan teman-temannya yang udah nyisihkan sebagian Rejeki nya dan mau membiaya pendidikan 3 dari 4 adik asuh yang kami pilih, dengan kata lain jadi "Donatur Coin a Chance Semarang", hingga lulus SMA/SMK.
Alhamdulillah.....
Makasih Kakak Ayu....
"Semoga Tuhan, ALLAH SWT memberikan Rejeki yang berlimpah buat Mba' Ayu dan kawan-kawan..." Amin...
Setiap sesi coinDropping adik asuh baru, pasti ada kisah yang menginspirasi...
Tanpa panjang lebar lagi....
mari kita baca dengan seksama... Jangan lupa tisunya di siapin...
Setelah kakak-kakak melakukan survei, wawancara dan bla...bla...bla.. di minggu
ke-2 bulan Januari kami langsung melakukan CoinDropping, pertaman di SMK N 7 (STM Pembangunan) dan di lanjut ke SMP Walisongo. Kakak-kakak yang ikut di acara CoinDropping coin a chance!
Semarang ada Mas Jaril, Mba' Ayu (Donatur yang di ceritain tadi...), Mba Yeyen, Karina, dan Sindy. Lumayan banyak
yah, walaupun tetep dimana-mana lebih banyak ceweknya. Nggak papa Mas, cowok
harus tetep eksis kok. Hidup emansimasi cowok! Hehehehe.....
|
dalam foto : Jarir, Walikelas dek Selvya, Guru Kesiswaan, dek Selvya Rahmawati, Kepsek SMK 7, ibu Tari (ortu dek Selvya), Kak Ayu, Kak Yeyen, Kak Sindy, yg ambil foto Kak Karlin. |
Selalu ada cerita yang unik,
dan menyentuh setiap kami mendrop
beasiswa buat adik-adik yang istimewa. Ya..., mereka inilah para guru kehidupan untuk kami.
Cerita pertama datang dari (bu' Tari) orang
tua Selvya Rahmawati di SMK 7, yang membuat kami semua harap-harap cemas karena
tak ada kabar, padahal kami sudah menunggu satu setengah jam. Adalah suatu
ritual bagi kami, agar proses droping pertama disaksikan oleh orang tua, wali
kelas/pihak yang mengurusi serta kepala sekolah supaya nantinya tidak terjadi
kesalahpahaman dari bantuan yang kami berikan, serta bantuan ini
bersifat terbuka. Dan akhirnya setelah kami menunggu dengan sabar dan bercucuran keringat, orang tua dari dek Selvya pun datang. Ban bocor, HP rusak (Nggak usah diperpanjang gimana
kejadiannya yah, hehehe....).
Selvya ini juga kakak dari adik
asuh kita yang bernama Sella. Mereka sama-sama pintar dan bersemangat, bedanya Selvya sedikit
lebih cerewet ketimbang adiknya. Nah, Selvya ini walaupun sekolah di SMK
cita-citanya adalah menjadi dokter. Dalam usianya yang masih sangat muda dan
dengan keadaan ekonomi keluarga yang sangat pas-pasan Selvya memutuskan untuk
bersekolah di SMK agar nantinya dia bisa bekerja lebih cepat dan hasil kerjanya nanti sebagian akan Selvya tabung buat biaya kuliahnya di kedokteran. Wuih...,keren
yah!! Masih muda, berani bermimpi, dan berjuang untuk meraihnya.
Adegan selanjutnya cukup
mengaharukan, Bu Tari selaku orang tua Selvya tak henti meneteskan air mata, karna rasa bahagia yang menghampirinya. Sebagai pahlawan keluarga yang sehari-hari hanya bekerja sebagai
buruh cuci, rasa harunya pun tak terbendung lagi melihat masih adanya orang-orang yang peduli
dengan nasib orang-orang seperti beliau. Bagaimana dia berjuang untuk kelima anaknya, dan
bagaimana dia berusaha mati-matian untuk membiayai pendidikan anak-anaknya di
tengah segala keterbatasan yang ia punya. Susah, senang, bahagia, duka, bercampur jadi satu....
Tak jauh beda dari cerita orang tua dek Selvya,
orang tua dek Elma dan dek Ayu pun cukup menguras air mata. Ibu dek Elma yang sehari-hari bekerja sebagai penjual Es (disaat cuaca panas) milik orang lain di dekat SMA10 yang hanya berpenghasilan 30rb/hr tak jarang pulang dengan tangan kosong, demi menyiasati agar anak-anaknya bisa makan, beliau rela meminta kepada peziarah di pemakaman umum Bergota. Sedangkan Ibu dek Ayu yang bekerja sebagai pemilah "Rosok" di daerah pecinan dan buruh serabutan di pasar Johar Semarang, Mereka sama-sama berjuang di atas kemiskinan, untuk merebut kembali cahaya
kehidupan dengan pendidikan yang baik untuk anak-anaknya. Sekalipun Elma dan
Ayu sedikit pendiam, tapi mata mereka menyiratkan keinginan belajar yang
tinggi. Tetap semangat adek!!!!
Bersyukurnya kami, baik dari
pihak sekolah SMK 7 Semarang dan SMP Walisongo, bisa bekerja sama dengan baik
dan sangat mendukung gerakan kami. Juga berharap makin banyaknya adik-adik asuh
yang kami bantu. Mengandalkan pemerintah saja untuk menyelesaikan sebuah masalah
tidaklah akan cukup. Sekarang bukan zamannya orde baru guys, yang sangat
tergantung pada Pemerintah. Peran aktif dari kita, walaupun kecil akan sangat mambantu.
Seperti biasa acara kami, ditutup
dengan foto bersama adik asuh........
Memasuki minggu ke-3 awal, kami
langsung melakukan droping lagi buat adik asuh kita, Shella dari SD Pedurungan
3.
Hari itu Semarang dilanda Hujan
besar, akibatnya acara kami mundur sampai tiga jam sambil menunggu hujan bisa
dihalau tim kami. Rencanya dari kakak CAC Semarang akan ada enam manusia yang
ikut, sayangnya karena kendala cuaca kami pun hanya berempat dengan kondisi
yang masih hujan. Ada Mas Jaril, Sindy, dan anggota baru kami Mba Fitri dari
earthour beserta supir sekaligus teman setianya Mas Wawan. Berkat Mba Fitri, kami
boleh bernafas lebih lega, Mba Fitri membawa mobil untuk menuju ke lokasi
terget. Biasanya kami pendekar koin hanya berbekal motor dan angkot.
Hehehehehe.
Sampai di sana sekolah sudah
sepi. Ternyata sekolah ada acara sehingga anak-anak dibubarkan lebih cepat dua
jam dari biasanya. Walhasil Shella dan orang tuanya dipanggil lagi ke sekolah,
untungnya rumah mereka tak jauh dari sekolah.
Kali ini Bu Tari tidak sendirian
ada suaminya, dan dua anaknya yang kecil-kecil. Bu Tari masih saja menangis,
Shella masih saja dengan raut muka datarnya, tapi hari itu di tengah hujan yang
tak berhenti, kehangatan dalam berbagi mampu menyelimuti dinginnya cuaca.
Sekali lagi guys, kalau kita
ingin berbuat baik, kita bisa dayakan apa yang kita miliki, uang, tenaga,
waktu, dan hal lainnya yang tak terbatas. Berbagi itu sangat indah teman J
So, sekali lagi dan akan
berkali-kali kami undang teman-teman semua untuk bergabung bersama coin a
chance! Semarang. Bermula langkah kecil, receh. Sampai jumpa di episode
berikutnya.....
Salam
krincing!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar